Senin, 23 Februari 2009

SETIA SERTA SEIA SEKATA SAAT SITUASI SEDANG SULIT

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Apa yang anda lakukan seandainya mengetahui bahwa perusahaan anda
tengah menghadapi situasi sulit? "Cepetan pindah, deh." begitu
nasehat yang sering kita dengarkan. Itulah sebabnya, banyak orang
yang segera hengkang begitu tahu bahwa perusahaan sedang berada dalam
kesulitan. Padahal, justru pada situasi seperti itu perusahaan sangat
membutuhkan peran orang-orang kunci. Memang sangat mudah untuk
mendapatkan kesetiaan ketika segala sesuatunya tengah indah. Namun,
dalam keadaan sulit; apakah kita bisa mendapatkan orang-orang setia
semudah itu? Boleh jadi, kesulitan yang tengah dihadapi oleh
perusahaan itu merupakan saat paling tepat bagi kita untuk menentukan
apakah kita ini benar-benar setia atau tidak.

Dimasa lalu, kita tidak pernah tahu suatu perusahaan akan bangkrut
kecuali sudah tidak ada waktu lagi untuk melakukan apapun. Semuanya
sering sudah terlambat. Dimasa kini, indikasi kebangkrutan sebuah
perusahaan nyaris tidak bisa disembunyikan. Bahkan, dalam media dunia
akhir-akhir ini kita membaca begitu banyak nama besar yang
diperkirakan memasuki masa-masa sulit ditahun ini. Hal ini
mengindikasikan banyak hal. Tetapi, yang terpenting adalah membuka
mata hati kita dengan kenyataan bahwa 'perusahaan sedang membutuhkan
kita untuk membantunya keluar dari sitasi sulit yang sedang
dihadapinya' .

Hubungan kerja itu hampir menyerupai pernikahan. Janji apa yang anda
ucapan ketika menikah? Anda berjanji untuk tetap setia baik dalam
keadaan senang maupun dalam keadaan susah. Ketika perusahaan kita
dalam keadaan sehat, kita selalu senang bekerja untuknya. Kita selalu
setia kepadanya. Seolah tak mungkin bisa goyah. Jika sekarang
perusahaan anda sedang berada dalam situasi sulit; apakah anda
mempunyai tingkat kesetiaan yang sama?

Banyak orang yang resah ketika manajemen puncak mengumumkan kesulitan
perusahaan. Dan keresahan itu sering berubah menjadi kemarahan ketika
pengumuman itu diikuti oleh keputusan yang menyebalkan. Misalnya,
manajemen memutuskan untuk menunda kenaikan gaji. Atau merevisi paket
kompensasi dan benefit untuk jangka waktu tertentu. Kita marah karena
semuanya itu mengganggu kenyamanan diri kita. Namun, jika kita ingat
bahwa hubungan kerja itu nyaris seperti pernikahan, maka kita akan
sadar bahwa pada situasi yang sulit memang perusahaan harus melakukan
tindakan penyelamatan. Dan seperti pasangan pernikahan kita, dia
membutuhkan dukungan kita. Terutama ketika memasuki masa-masa sulit
dalam hidupnya.

Sebaliknya, sebagian besar orang bereaksi secara negatif. Padalah,
itu akan membuat situasinya semakin memburuk. Perusahaan sedang
membutuhkan dukungan tertinggi. Kinerja terhebat. Prestasi terbaik,
dari semua karyawannya agar bisa segera pulih dan keluar dari
kesulitan. Bayangkan jika apa yang didapatkan malah sebaliknya?
Sebenarnya, siapa sih yang diuntungkan jika kita bekerja dengan
mengerahkan seluruh kemampuan? Tentu perusahaan beruntung. Karena
kita membantunya keluar dari kesulitan. Tetapi, yang paling
diuntungkan sebenarnya adalah diri kita sendiri. Mengapa? Karena,
dengan begitu perusahaan bisa terus mempertahankan karyawan. Bukankah
jika perusahaan semakin terpuruk maka dampaknya akan ikut kita
rasakan?

Bayangkan seandainya semua karyawan diperusahaan anda mempunyai sikap
posistif dan dedikasi yang tinggi seperti itu. Tentu semua elemen
perusahaan akan bahu membahu mengayuh perahu bisnis ini untuk
menaklukan topan, melewati badai dan menyelamatkan diri dari
gelombang besar. Sebaliknya, jika semua orang sibuk menyelamatkan
diri masing-masing; siapa yang akan peduli akan keberlangsungan hidup
perusahaan?

Bisa saja anda mengira bahwa cara paling cerdas adalah meninggalkan
perusahaan yang tengah berada dalam situasi sulit dan pindah kepada
perusahaan lain yang sedang sehat. Mungkin anda benar. Tetapi,
seseorang yang berdedikasi tinggi tidak meninggalkan perusahaan dalam
situasi sulit. Sebaliknya, kita bisa melihat contoh nyata orang-orang
besar yang keluar dari perusahaan justru pada saat perusahaan tengah
mencapai puncak prestasinya. Bukan ketika tengah terpuruk. Tidak
banyak orang yang seperti itu memang. Tetapi, bukankah ini saatnya
bagi kita untuk menunjukkan dedikasi kita? Jadi, jika anda mengetahui
bahwa perusahaan tengah berada dalam situasi sulit; hendaknya anda
tidak hengkang dari sana. Sebaliknya, singsingkan lengan baju anda.
Dan ajaklah teman-teman anda untuk bahu membahu bersama para pimpinan
puncak perusahaan dalam usaha penyelamatan.

Memangnya apa yang akan anda dapatkan jika anda melakukan itu? Banyak
hal. Contoh, jika perusahaan itu kembali pulih, maka manajemen akan
melihat siapa saja orang yang berkontribusi optimal, sehingga layak
mendapatkan imbalan. Jika perusahaan terpaksa harus merumahkan
karyawan, maka anda yang berdedikasi tinggi akan masuk kedalam daftar
orang-orang yang pantas untuk dipertahankan. Bagaimana jika
situasinya semakin sulit? Tak perlu panik; karena dalam situasi
ekonomi global yang semerawut ini kesulitan tidak hanya dialami oleh
perusahaan anda. Tetapi, sejauh kita sudah mengoptimalkan semua
potensi diri yang Tuhan berikan kepada kita; maka selebihnya kita
serahkan saja kepada sang Maha Kuasa. Dan kita boleh bilang; "Tuhan,
saya mempersembahkan semua bakti saya kepada Engkau dengan cara
mengerahkan semua potensi diri yang telah Engkau berikan. Dan
sekarang, saya menyerahkan diri kepadaMu.... ."

Sebaliknya, jika dalam situasi sulit ini kita tidak peduli kepada
nasib perusahaan. Lantas mengurangi kontribusi kita. Dan membiarkan
potensi diri terbengkalai; maka kita akan rugi dua kali. Kita rugi
karena kondite kita dimata perusahaan tidak bagus. Kita juga rugi
karena Tuhan kesal ketika mengetahui kita telah menyia-nyiakan
seluruh daya hidup yang telah Dia berikan.

Jadi, tidak ada cara lain selain meningkatkan kontribusi dan
dedikasi. Dengan cara mencurahkan segenap kemampuan, untuk menolong
perusahaan yang sedang berada dalam kesulitan. Sebab, seperti
pernikahan; ketika pasangan kita tengah menghadapi kesulitan, kita
akan tetap setia mendapinginya. Sampai kita sama-sama bisa keluar
dari semua cobaan, dan kembali memasuki kehidupan yang menyenangkan.
Anda siap melakukannya? Tentu. Karena badai pasti berlalu, teman.
sumber:
Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar