Jumat, 02 Januari 2009

DARI SEBUAH DIALOG BATIN MENJELANG IDUL FITRI

Kekecawaanmu hari ini, rasa sakitmu, adalah cara Tuhan untuk menyadarkanmu, bahwa ada jalan lain yang begitu berarti untuk masa depanmu. Oleh karena itu kamu mesti berterima kasih kepada dia yang telah memutuskan, hal yang kau anggap menyakitkan. Sebab lewat dialah Tuhan menitipkan pesannya . Sebab lewat dialah Tuhan menegurmu. Teruslah melangkah, tersenyumlah, senandungkan lagu-lagu kemenangan disetiap langkahmu. Raihlah masa depanmu yang telah terbuka lebar depanmu. Sakit hati, menjadi kecewa serta memutuskan persaudaraan adalah langkah dan jalan orang-orang yang berhati kerdil. Setiap kali kamu kecewa, setiap itupula kamu harus bangkit, karena kekecewaan dan sakit hatimu adalah hasil imajinasimu sendiri, yang kau ciptakan sendiri, kekecewaan itu tidak ada sangkut pautnya dengan dia. Lantas mengapa kamu menaruh dendam padanya, mengapa mesti marah padanya, mengapa kau jadikan dia sebagai kambing hitam…atas kekalahanmu. Padahal…dia hanya mengatakan apa yang dia inginkan, padahal dia ingin memerdekakan dirinya Sesungguhnya sakit itu ciptaanmu sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan dia…. Bahkan sekalipun dia menampar wajahmu 1000 kali dengan tamparan yang paling keras, lalu meludahimu dengan seribu kebencian. Kalau hatimu tidak memberi kesempatan untuk tersakiti, maka kamu tidak akan tersakiti. Kamu sakit karena membiarkan dirimu sakit. Maka Bangkitlah …..tataplah duniamu dan masa depanmu dengan semangat membara.. Jangan biarkan, aral itu…semak-semak kecil itu….menghentikan langkah kakimu yang perkasa. Besok kamu harus menemuinya untuk meminta maaf sekaligus berterima kasih karena lewat dialah Tuhan memberimu pengetahuan baru untuk memahami realitas kehidupan yang sesungguhnya. Lewat dialah Tuhan mengajarkan mana milikmu dan mana yang bukan milikmu. Lewat dialah Tuhan Mengajarkan bahwa dia bukan milikmu dia adalah milik dari yang maha Memiliki. Bahkan dirmu sekalipun sesungguhnya bukanlah milikmu. Lantas mengapa mesti merasa kehilangan. Mengapa mesti meratapi kepergiannya, peristiwa kecil itu. Itu kan hanya riak-riak kecil diantara badai ditengah samudera. ……… Jika sang pemilik sesungguhnya berkenan memberikan-Nya padamu, Dia pasti akan kembali. Mungkin bukan sekarang, tapi butuh waktu dan proses, saat ini mungkin bukan waktu yang tepat buat kalian, sehingga Tuhan berketetapan untuk menundanya. Tak ada yang bisa menghalangi jika Tuhan telah berketetapan. Dia bisa mengatur dunia ini dengan segala isinya dengan sangat harmonis, dia juga bisa merubah siang jadi malam, terik menjadi hujan, terang menjadi kelam, dia juga bisa meluluhlantahkan bumi ini beserta apa yang ada didalamnya, apalagi hanya hati perasaan dan cinta seorang insan, itu terlalu mudah bagi-Nya. Jika kamu betul-betul mendambakannya, katakanlah, memintalah kepada Tuhan, dengan permintaan yang sangat dalam, berdo’alah, dengan segenap jiwa ragamu, dengan seluruh suaramu, mintalah dengan sepenuh hati kalau engkau benar-benar mengharapkan kehadirannya. Menemanimu dalam hidupmu, membina mahligai singgasana hidup dan mengayuh perahu hidupmu menuju keabadian cinta. Ingat …..benang takdir seseorang terbentang jauh menembus dunia kasat mata, kita tidak dapat melihat kemana dia akan berujung, siapa yang dapat mengetahui bahwa kenikmatan hari ini dapat membawa kesengsaraan di keesokan hari, atau kesengsaraan hari ini akan berbuah kenikmatan di hari esok.Pengalaman selalu mengajariku, untuk melihat segala persoalan yang hadir dengan postif. Sehingga sepahit apapun cobaan yang aku alami, aku tidak pernah benar-benar terjatuh dan larut. Tuhan selalu hadir, sesaat setelah peristiwa pahit dalam hidupku dan mengulurkan kuasanya, kemudian membimbingku untuk bangkit dan menatap kehidupan ini dengan cara pandang yang lebih semangat. Pengalaman selalu mengajariku bahwa jika aku gagal dalam satu hal, maka Tuhan sedang memiliki rencana lain akan kesuksesanku pada bidang lain. “kamu mahluk yang lemah, sekaligus terbatas kemampuannya, maka kamu harus melepaskan hal-hal yang sepele untuk meraih hal-hal yang lebih besar. Kekecawaanmu hari ini, rasa sakitmu, adalah cara Tuhan untuk menyadarkanmu, bahwa ada jalan lain yang begitu berarti untuk masa depanmu. Oleh karena itu kamu mesti berterima kasih kepada dia yang telah memutuskan, hal yang kau anggap menyakitkan. Sebab lewat dialah Tuhan menitipkan pesannya . Sebab lewat dialah Tuhan menegurmu. Teruslah melangkah, tersenyumlah, senandungkan lagu-lagu kemenangan disetiap langkahmu. Raihlah masa depanmu yang telah terbuka lebar depanmu. Sakit hati, menjadi kecewa serta memutuskan persaudaraan adalah langkah dan jalan orang-orang yang berhati kerdil. Setiap kali kamu kecewa, setiap itupula kamu harus bangkit, karena kekecewaan dan sakit hatimu adalah hasil imajinasimu sendiri, yang kau ciptakan sendiri, kekecewaan itu tidak ada sangkut pautnya dengan dia. Lantas mengapa kamu menaruh dendam padanya, mengapa mesti marah padanya, mengapa kau jadikan dia sebagai kambing hitam…atas kekalahanmu. Padahal…dia hanya mengatakan apa yang dia inginkan, padahal dia ingin memerdekakan dirinya Sesungguhnya sakit itu ciptaanmu sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan dia…. Bahkan sekalipun dia menampar wajahmu 1000 kali dengan tamparan yang paling keras, lalu meludahimu dengan seribu kebencian. Kalau hatimu tidak memberi kesempatan untuk tersakiti, maka kamu tidak akan tersakiti. Kamu sakit karena membiarkan dirimu sakit. Maka Bangkitlah …..tataplah duniamu dan masa depanmu dengan semangat membara.. Jangan biarkan, aral itu…semak-semak kecil itu….menghentikan langkah kakimu yang perkasa. Besok kamu harus menemuinya untuk meminta maaf sekaligus berterima kasih karena lewat dialah Tuhan memberimu pengetahuan baru untuk memahami realitas kehidupan yang sesungguhnya. Lewat dialah Tuhan mengajarkan mana milikmu dan mana yang bukan milikmu. Lewat dialah Tuhan Mengajarkan bahwa dia bukan milikmu dia adalah milik dari yang maha Memiliki. Bahkan dirmu sekalipun sesungguhnya bukanlah milikmu. Lantas mengapa mesti merasa kehilangan. Mengapa mesti meratapi kepergiannya, peristiwa kecil itu. Itu kan hanya riak-riak kecil diantara badai ditengah samudera. ……… Jika sang pemilik sesungguhnya berkenan memberikan-Nya padamu, Dia pasti akan kembali. Mungkin bukan sekarang, tapi butuh waktu dan proses, saat ini mungkin bukan waktu yang tepat buat kalian, sehingga Tuhan berketetapan untuk menundanya. Tak ada yang bisa menghalangi jika Tuhan telah berketetapan. Dia bisa mengatur dunia ini dengan segala isinya dengan sangat harmonis, dia juga bisa merubah siang jadi malam, terik menjadi hujan, terang menjadi kelam, dia juga bisa meluluhlantahkan bumi ini beserta apa yang ada didalamnya, apalagi hanya hati perasaan dan cinta seorang insan, itu terlalu mudah bagi-Nya. Jika kamu betul-betul mendambakannya, katakanlah, memintalah kepada Tuhan, dengan permintaan yang sangat dalam, berdo’alah, dengan segenap jiwa ragamu, dengan seluruh suaramu, mintalah dengan sepenuh hati kalau engkau benar-benar mengharapkan kehadirannya. Menemanimu dalam hidupmu, membina mahligai singgasana hidup dan mengayuh perahu hidupmu menuju keabadian cinta. Ingat …..benang takdir seseorang terbentang jauh menembus dunia kasat mata, kita tidak dapat melihat kemana dia akan berujung, siapa yang dapat mengetahui bahwa kenikmatan hari ini dapat membawa kesengsaraan di keesokan hari, atau kesengsaraan hari ini akan berbuah kenikmatan di hari esok. Jika dia memang ditakdirkan untukmu, dia pasti akan kembali, bahkan jika perlu tidak mesti menunggu matahari terbit. Tapi, jika nanti dia kembali, maka perlakukanlah dia seistimewa mungkin, karena dia adalah titipan-Nya, yang akan kau pertanggungjawabkan kepada pemiliknya” Kira-kira demikianlah dialog batin yang aku rasakan dua hari ini. Aku bersyukur karena Tuhan selalu hadir saat-saat aku dalam kelemahan. Dialog Batin ini aku alami sejak kau putuskan untuk kita berteman, rasanya berat, sakit, sedih dan marah campur aduk. Ditengah kegalauan itu, aku putuskan untuk bergerak dan mencari suasana yang lebih segar, aku butuh tempat baru agar bisa memandang masalah ini dari sudut pandang yang berbeda. Kemudian aku putuskan menuju Ambarukmo Plasa, tujuannya aku ingin merefresh kembali kenangan itu, hingga langkah kakiku menuntunku menuju Toko Buku Gramedia, disanalah aku mulai menemukan pencerahan itu, disalah satu rak, aku sempatkan membaca buku sepintas, buku tentang kisah hidup anak manusia, yang terlahir sempurna, kemudian pada umur 9 tahun harus kehilangan kedua kakinya karena sebuah kecelakaan, sebuah peristiwa hidup yang sangat memilukan, sebuah tragedi yang aku pikir dia pantas untuk menjadi marah dan kecewa dengan apa yang telah menimpanya. Tapi apakah dia seperti itu, ternyata dia bangkit dan melawan takdirnya, hingga berbagai prestasi mampu diraihnya, hal yang mustahil diraih oleh orang-orang dengan kondisi normal sekalipun. Akupun berpikir jika dia bisa bangkit kenapa aku tidak, masalahku tidaklah seberat dia, apa yang aku alami hanyalah hal sepele dan tidak harus membuatku cacat dan terpuruk. Kutemukan suplemen jiwa itu untuk bangkit. Lantas aku berbuka, dan akupun pulang dengan sedikit legah, ditengah perjalanan, kembali dialog batinku terjadi, bidang kekecewaanku mulai menggoda, akan tetapi bidang lain mengatakan jika ingin bangkit maka jangan jadikan dia sebagai sumber kebahagiaanmu, ada banyak cara yang bisa membuatmu tersenyum, ada banyak temanmu yang siap berbagi denganmu. Dan jangan jadikan dia sebagai sumber rasa sakitmu. Terawanglah didasar hatimu yang terdalam disanalah kau akan menemukan kebahagiaan itu. Kuterus berjalan hingga kusampai diasrama menjelang Isya. Takbir Idul Fitri berkumandang, kucoba melantungkan takbir, ajaib, ini memberiku kekuatan lagi. Hingga akhirnya catatan ini kubuat sebagai ekspresi dari perasaanku. Dan yang ingin aku katakan bahwa : KEBAHAGIAAN ITU ADA DIDALAM DASAR HATI KITA, DAN BUKAN DILUAR SANA, KEKECEWAAN DAN RASA SAKIT HATI KITA SENDIRILAH YANG MENCIPTAKAN” Dan mulai saat ini aku Putuskan untuk : AKU AKAN KEMBALI PADAMU SEPERTI DULU, SEPERTI YANG KAU INGINKAN, MENJADI TEMAN, MENJADI SAUDARAMU, ITU LEBIH BAIK SEPERTI YANG PERNAH KAU KATAKAN. JIKA TUHAN BERKEHENDAK TAK KAN ADA YANG BISA MENGHALANGINYA, KITA PASTI AKAN DIPERSATUKAN.AMIN Ditulis di: kaliurang kilometer tujuh, 30 September 2008 pukul 01.36 wib. Selamat Hari Raya Idul Fitri “Mohon Maaf Lahir & Batin, Semoga kita terlahir untuk menjadi manusia yang selalu mengambil hikma dari setiap kehilafan yang pernah kita perbuat. Semoga kesuksesan selalu menyertai langkahmu.Amin
Penulis : syamsuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar